Selasa, 24 Januari 2012

KMK REGIO JAWA TIMUR

PERENCANAAN tahap 1 
Bersifat : Pelatihan

A. Nama Kegiatan
KMK REGIO JAWA TIMUR past n present

B. Tema  Kegiatan
API PERSAUDARAAN YANG MENGUATKAN (ROM 8: 16-17)

C. Latar Belakang
Didalam kehidupan bermasyarakat, manusia selalu menjalin hubungan dengan manusia lain. Dalam menjalin hubungan, manusia akan mencari manusia lain yang memiliki kebutuhan yang sama, atau yang tempat tinggalnya berdekatan. Umumnya karena merasa senasib, dan sepenanggunggan. Untuk itulah manusia membentuk komunitas – komunitas untuk bertahan hidup dan bekerja sama. Semakin lama, manusia akan memperkuat jalinan komunitasnya, ditandai dengan munculnya organisasi – organisasi, dengan sistematika dan hierarki yang sudah tersusun rapi, dalam melaksanakan program kerja yang sebelumnya sudah direncanakan.
Pandangan dalam masyarakat menyatakan bahwa dalam jika suatu komunitas berdiri dan berkembang, maka akan komunitas tersebut cenderung cepat mati. Hal ini dikemukakan dengan alasan bahwa keegoisan manusia masih menjadi faktor utama perusak komunitas (organisasi). Selain itu rasa cuek, tidak mau tahu, semauku sendiri adalah faktor tambahan yang semakin memperpecah jalinan organisasi. Dan Pelayanan Pastoral Mahasiswa (PPM) adalah salah satu komunitas Surabaya yang berbasis religi.
PPM merupakan wadah yang menaungi Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dari berbagai kampus di Surabaya baik negeri maupun swasta. Menjadi wadah dari 17 KMK di Surabaya tidaklah mudah, banyak tantangan dan kesulitan. Oleh karena itu PPM mengadakan kegiatan KMK Regio Jawa Timur untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi KMK-KMK di Surabaya, sekaligus untuk mempererat jalinan persaudaraan antar KMK di regio Jawa Timur dan meluas ke wilayah Jawa.

D. Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan  ini adalah :
-          Memperkuat semangat ke-Katolikan dalam diri mahasiswa
       Mahasiswa dapat men-sharingkan kegiatan masing – masing kmk universitas tiap kmk
      Mempertemukan tiap angkatan KMK
      Memperluas jaringan serta mengakrabkan antar KMK yang berbeda kota
      Memberikan pengetahuan secara luas tentang KMK 
M

E. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :

hari/tanggal : Jumat-Minggu, 22-25 Maret 2012/16-20 Mei 2012
tempat                    : Wisma Remaja, Surabaya
     target peserta A     : 50 orang dari 8 kota (Surabaya, Malang, Jakarta, Bandung, Yogya,
                                      Solo, Purwokerto, Semarang)
    target peserta B       : Untuk Wilayah Jawa Timur Surabaya , Malang, Jember 

F. Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam “KMK Regio Jawa past n present”, yaitu :
-          Talk show dengan tema: Komunitas Basis, Youth, Urban, Peran Mahasiswa Katolik dalam KMK, Peran Mahasiswa Katolik dalam Kehidupan Organisasi Kampus, Peran Mahasiswa Dalam Gereja.
-          Dinamika kelompok danSharing
-          JJS
-          Misa penutupan bersama Mgr.Sutikno

G. Tolak Ukur Keberhasilan
- Plan A      
Acara ini dihadiri oleh perwakilan kota yang meliputi: Surabaya 15 orang, Malang 5 orang, Jakarta 5 orang, Bandung 5 orang, Yogya 5 orang, Solo 5 orang, Purwokerto 5 orang, Semarang 5 orang. 
-  Plan B 
Untuk Wilayah Jawa Timur Surabaya 60 orang, Malang 20 orang, Jember 20 orang

VISI PPM dan MISI PPM SURABAYA

VISI PPM


“Menjadi Pendamping, Fasilitator dan Pemberdaya Mahasiswa (Katolik) untuk mewujudkan diri sebagai mahasiswa Katolik yang Bermutu dan Bermakna”.

Rumusan ini mengandaikan bahwa para mahasiswa menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan suatu proses menampilkan diri, berbuat, bertindak sebagai pribadi menuju kepada kesempurnaan kristiani (Bermutu dan Bermakna). Kami menggunakan istilah “mewujudkan diri” (self-actualization).

Di bawah ini kami jelaskan dan uraikan Visi Misi tersebut.
Pendamping. Cita-cita dan peran kami adalah mendampingi mahasiswa yang sedang mewujudkan diri dalam sejarah pribadi mereka. Dalam hal ini kami berperan menyertai mereka dalam segala kegembiraan dan kesusahan pergulatan mereka sebagai mahasiswa yang Katolik;  menyaksikan mereka bertumbuh dan berkembang dalam dinamika sosial dimana mereka berada (kontekstual). Karena itu, kami mencoba untuk selalu berada di dekat mereka, mudah mereka jangkau (hubungi dan datangi).
Fasilitator. Cita-cita dan peran ini berarti mempermudah proses perwujudan diri manusia. Pengandaian kami adalah wawasan, wilayah pergaulan dan keluasan jejaring PPM dengan resources (personal maupun financial) lebih luas dari pada para mahasiswa. Dengan keluasan itu, kami ingin membantu para mahasiswa untuk lebih mudah menjangkau mereka demi perkembangan dan kebutuhan para mahasiswa.
Pemberdaya. Tidak selamanya mahasiswa mengetahui apa yang mereka butuhkan dan bagaimana harus menyikapi jaman dan perubahannya ini. Karena itu kami mencita-citakan dan ingin berperan untuk membuat mahasiswa tergerak (termotivasi) untuk melakukan sesuatu atau menanamkan karakter tertentu; mewujudkan diri sebagai orang kristiani, benar-benar menjadi orang kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula dalam hal ketrampilan, baik dalam mengatur diri mereka maupun mengatur orang lain (kepemimpinan). Dalam peran ini kami juga mengandaikan bahwa para mahasiswa memiliki bakat (talenta) potensial yang perlu digali dan dikembangkan. Peran pemberdayaan juga berarti suatu usaha kami untuk membantu mahasiswa menemukan bakat-bakat dan kemampuan mereka dan memberi kesempatan untuk mengembangkannya.
Mahasiswa Katolik. Kata “mahasiswa” menunjukkan identitas sekaligus status. Subyek pastoral kami adalah anak-anak muda yang sedang belajar di perguruan tinggi, suatu jenjang pendidikan yang menuntut kemandirian (disiplin) berpikir secara rasional, logis dan ilmiah. Mereka itu adalah “Katolik” yang mengarah kepada sikap iman yang mereka miliki. Iman ini hendaknya menjadi sumber yang mendasari seluruh kehidupan, pertimbangan dan tindakan mereka. Iman inilah yang perlu secara dinamis dipraktekkan (exercise) dalam seluruh kehidupan mereka.
Bermutu. Manusia adalah citra Allah. Allah itu sangat bermutu, Ia maha segala-galanya, dan karena kebaikan-Nya pula, Ia menciptakan manusia agar manusia mengambil bagian dalam kebaikan-Nya. Dengan demikian, kalau Allah itu baik, bermutu, maka ciptaan-Nya yang adalah citra-Nya juga harus bermutu. “Garam itu harus asin”; kalau ia kehilangan asin-nya, maka akan dibuang dan diinjak-injak orang. Mahasiswa Katolik perlu mewujudkan diri secara dinamis dan terus menerus untuk menjadi orang yang bermutu.
Bermakna. Menjadi bermakna adalah salah satu hakikat kunci orang kristiani. Ada banyak perikop atau pun perumpamaan tentang harapan Yesus atas siapa saja yang mau mengikutinya. Misalnya “terang”, tidak ada orang yang memasang dian di bawah kolong, tetapi ia dipasang di tempat yang bisa menyinari banyak orang. Apa yang dikatakan dalam ketersembunyian akan diwartakan dari atas atap rumah. Pohon yang tidak menghasilkan buah akan dipotong; demikian pula carang anggur yang tidak menghasilkan buah akan dikepras dan dibuang ke dalam api, tetapi yang berbuah akan dibersihkan. Jelas bahwa kehidupan mahasiswa Katolik harus memiliki dan mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Kehadiran mahasiswa Katolik harus memberi warna bahagia bagi kesejahteraaan manusia.

MISI PPM
               
Dalam permenungan reflektif dan dari pengalaman pendampingan, kami menemukan 4 (empat) bidang pengembangan yang menjadi Misi PPM. Empat bidang itu ialah Spiritualitas, Kepribadian, Intelektualitas dan (Keterampilan) Kepemimpinan. Karena itu kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh PPM akan diwarnai oleh bidang-bidang tersebut.
                Spiritualitas adalah bidang “roh”, semangat yang menjiwai segala aktivitas kehidupan pribadi mahasiswa dan kehidupan mahasiswa Katolik. Spiritualitas ini bukan hanya melulu “spirit” yang menggelorakan (spiritisme), tetapi kami juga mengusahakan para mahasiswa mengetahui secara sadar apa yang mendorong mereka. Karena itu segala kegiatan perlu direfleksikan ke arah kerohanian. Hal ini diberikan lewat evaluasi maupun intervensi-intervensi reflektif.
                Kepribadian adalah bidang keseluruhan subyek yang meliputi perilaku, tutur kata, sikap terhadap diri sendiri, dan terhadap lingkungan sosial. Pengembangan bidang kepribadian ini mengarah kepada pembentukan karakter pribadi Kristiani: bagaimana para mahasiswa berproses mengembangkan kepribadian ke arah pribadi kristiani yang ideal (menjadi manusia baru: menanamkan perlahan-lahan pribadi Kristus di dalam dirinya).
                Intelektualitas adalah bidang yang sesuai dengan status para mahasiswa. Bidang ini meliputi pengembangan sikap mempertanggungjawabkan segala tindakan dan kata-katanya secara rasional. Mahasiswa dilatih dan dibiasakan untuk menambah pengetahuan dan analisanya serta mengimplementasikan pengetahuan itu dalam kehidupannya.
                Kepemimpinan adalah bidang yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri sebagai subyek yang bertanggung jawab. Bidang ini juga meliputi kemampuan mahasiswa untuk mempengaruhi dan mengajak orang lain untuk mengikutinya atau menerima gagasannya.