Kamis, 16 Juni 2011

Jaringan VLAN pada Cisco Packet Tracer

Skema Jaringan VLAN pada Cisco Packet Tracer




hubungkan fa0/0 pada Router ke fa 0/1 pada Switch menggunakan Straight, karena port fa0/1 yang akan ini akan bekerja sebagai TRUNK

hubungkan hub pada setiap VLAN ke Switch berdasarkan nomor VLAN untuk memudahkan konfigurasi
contoh :
hub VLAN 2 hubungkan ke Switch Fa0/2
hub VLAN 3 hubungkan ke Switch Fa0/3
hub VLAN 4 hubungkan ke Switch Fa0/4
hub VLAN 5 hubungkan ke Switch Fa0/5

Skema IP Jaringan

VLAN 2
IP Network 192.168.2.0/24
IP host = 192.168.2.2 - 255

VLAN 3
IP Network 192.168.3.0/24
IP host = 192.168.3.2 - 255

VLAN 4
IP Network 192.168.4.0/24
IP host = 192.168.4.2 - 255

VLAN 5
IP Network 192.168.5.0/24
IP host = 192.168.5.2 - 255

KONFIGURASI PADA ROUTER
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Mengaktifkan Interface FastEthernet 0/0
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#no shutdown -> untuk menghidupkan interface fa0/0 yang akan di subinterfacekan
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Router(config-if)#ex

= Konfigurasi Sub-Interface untuk VLAN 2
Router(config)#interface fa0/0.2 -> membuat Subinterface untuk VLAN 2
Router(config-subif)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.2, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.2, changed state to up
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 2 -> sebuah enkapsulasi yang disesuai kan dengan nomor VLAN
Router(config-subif)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shut
Router(config-subif)#ex

= Konfigurasi Sub-Interface untuk VLAN 3
Router(config)#interface fa0/0.3
Router(config-subif)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.3, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.3, changed state to up
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 3
Router(config-subif)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shut
Router(config-subif)#ex

= Konfigurasi Sub-Interface untuk VLAN 4
Router(config)#interface fa0/0.4
Router(config-subif)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.4, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.4, changed state to upen
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 4
Router(config-subif)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shut
Router(config-subif)#ex

= Konfigurasi Sub-Interface untuk VLAN 5
Router(config)#interface fa0/0.5
Router(config-subif)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0.5, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/0.5, changed state to up
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 5
Router(config-subif)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#no shut
Router(config-subif)#


KONFIGURASI PADA SWITCH MANAGEABLE

Switch>en
Switch#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

= Konfigurasi interface fa0/1 pada Switch
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk -> perintah untuk memfungsikan port fa0/1 sebagai port trunk sebagai jalur paket menuju Router
Switch(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Switch(config-if)#ex

= Konfigurasi interface fa0/2 pada Switch
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access -> perintah untuk memfungsikan fa0/2 sebagai port access
Switch(config-if)#switchport access vlan 2 -> untuk memfungsikan port fa0/2 sebagai jalur komunikasi VLAN 2
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 2
Switch(config-if)#ex

= Konfigurasi interface fa0/3 pada Switch
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 3
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 3
Switch(config-if)#ex

= Konfigurasi interface fa0/4 pada Switch
Switch(config)#interface fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 4
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 4
Switch(config-if)#ex

= Konfigurasi interface fa0/5 pada Switch
Switch(config)#interface fa0/5
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 5
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 5
Switch(config-if)#
Switch#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

setelah selesai konfigurasi, jangan lupa memberikan alamat ip ke setiap PC pada setiap VLAN
kemudian, tes jaringan VLAN ini dengan perintah ping

dari setiap pc ping ke alamat gateway
dari setiap pc ping ke pc pada VLAN lain .

Potrait dlu...

OSI Layer

Kamis, 24 Februari 2011
Resume Jaringan Komputer & Keamanan Data
Nama Kelompok       : M. Arian                  09.41010.0210
                                      Deni. S                      09.41010.0211
                                      Yohanes Diesky K   09.41010.0278
Mata Kuliah               : Jaringan Komputer & Keamanan Data (Q1)
Dosen                          : Anjik Sukmaaji, S.Kom.,M.Eng


OSI (Open System Interconnection)
Ketika terjadi suatu masalah pada konektivitas jaringan, ada banyak metode yang tersedia untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu metode yang umum adalah untuk memecahkan masalah masalah dengan menggunakan pendekatan berlapis. Cara terbaik adalah divisualisasikan menggunakan tujuh lapisan atau Open System Interconnection (OSI) model. Model OSI memecah komunikasi jaringan ke dalam beberapa proses. Setiap proses adalah bagian kecil dari tugas yang lebih besar.

            Model OSI dapat digunakan sebagai acuan  ketika troubleshooting untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah jaringan.
Model OSI adalah suatu dekripsi abstrak mengenai desain lapisan-lapisan komunikasi dan protokol jaringan komputer yang dikembangkan sebagai bagian dari inisiatif Open Systems Interconnection (OSI). Model ini disebut juga dengan model “Tujuh lapisan OSI” (OSI seven layer model).
            Dalam menjelaskan lapisan – lapisan model OSI ini, penjelasan akan dimulai dari lapisan tertinggi (Lapisan ke-7) ke lapisan yang lebih rendah . Hal ini disebabkan karena dalam    praktek secara umum,

7 Lapisan – Lapisan Menurut OSI
7. Lapisan Aplikasi
interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource jaringan yang diakses. Sesuai namanya, lapisan ini menjembatani interaksi manusia dengan perangkat lunak/software aplikasi.
Gambar Lapisan Aplikasi
Gambar 3.11 Lapisan Aplikasi

Setiap layer menyediakan layanan bagi layer yang ada di atasnya, dan membutuhkan layanan dari layer di bawahnya.
Gambar 3.12
Gambar 3.12 Hubungan antara satu lapisan dengan lainnya

6. Lapisan Presentasi
Rutin standard mempresentasikan data. Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada pertukaran informasi dua sistem. Tanggung jawab spesifik:
  • Translasi
  • Enkripsi
  • Kompresi
Gambar 3.10 Lapisan Presentasi
Gambar 3.10 Lapisan Presentasi


5. Lapisan Sesi
Hubungan antar aplikasi yang berkomunikasi. Layanan yang diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk beberapa proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller. Tanggung jawab spesifik:
  • Dialog control.
  • Sinkronisasi
Gambar 3.9 Lapisan Sesi
Gambar 3.9 Lapisan Sesi
4. Lapisan Transport
Menjamin penerima mendapatkan data seperti yang dikirimkan. Lapisan transport bertanggung jawab untuk pengiriman source-to-destination (end-to-end) daripada jenis message tertentu. Tanggung jawab spesifik lapisan transport ini adalah:
  • Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-to-destination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port address.
  • Segmentation dan reassembly. Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
  • Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-oriented.
  • Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
  • Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-end.
Gambar 3.8 Lapisan Transport
Gambar 3.8 Lapisan Transport

3. Lapisan Network
Hubungan lintas jaringan dan mengisolasi layer yang lebih tinggi. Pengalamatan dan pengiriman data.  Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan konsep source-to-destination. Adapun tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah:
  • Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.
  • Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork diperlukan metoda routing/perutean. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu device yang berasal dari jaringan tertentu menuju device lain pada jaringan yang lain.
Gambar 3.7 Lapisan Network
Gambar 3.7 Lapisan Network

2. Lapisan Data-Link
Pengiriman data melintasi jaringan fisik. Lapisan data link berfungsi mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link yang reliabel. Lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan di atasnya.
Gambar 3.6 Lapisan Data Link
Gambar 3.6 Lapisan Data Link
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
  • Framing. Yaitu membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.
  • Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lainpada jaringan, maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
  • Flow control. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
  • Error control. Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
  • Access control. Jika 2 atau lebih device dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data link perlu menentukan device yang mana yang harus dikendalikan pada saat tertentu.








1. Lapisan Fisik
Karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal data. Lapisan fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui spesifikasi mekanikal dan elektrikal daripada media transmisi serta antarmukanya. Hal-hal penting yang dapat dibahas lebih jauh dalam lapisan fisik ini adalah:
  • Karakteristik fisik daripada media dan antarmuka.
  • Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
  • Data rate (laju data).
  • Sinkronisasi bit.
  • Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-to-point atau point-to-multipoint configuration.
  • Topologi fisik. Misalnya: mesh topology, star topology, ring topology atau bus topology.
  • Mode transmisi. Misalnya : half-duplex mode, full-duplex (simplex) mode.
Gambar
Gambar 3.5 Lapisan Fisik / Physical Lyer